Ketika cobaan dan tantangan menghampiri & menguras emosi, hanya kepada-Nya kita bisa mengosongkan asa dan mulai membangun kecerdasan emosi
Tak terkecuali saya, setiap kita selalu diberikan cobaan dan tantangan sesuai dengan kemampuan kita dalam menghadapinya.
Tak jarang, saya selalu bertanya, why me…
Dari sedemikian banyak cobaan dan tantangan, ada 3 event, yang saya kategorikan memiliki super big impact in my life …
- Spiritually
- Mentally
- Physically
Dan bahkan perlu waktu tahunan untuk recovery… hingga membentuk who I am today… daaan masih same questions, why me…
1st dimasa kuliah … saat menjadi orang tua, membuat saya jadi lebih mengerti apa arti bullying, and how we can protect our kids, cause the impact and damage it makes, are so real!!!
2nd saat Bapak pergi…membuat saya menjadi lebih sadar, bahwa kita hidup untuk mati, betapa uang menjadi tidak berharga, when you can’t no longer use it for the people you love!!!
3rd di masa belajar ber-muamalah…membuat saya haus akan ilmu, dan tidak ada ilmu yang bermanfaat selain coba kita amalkan, dengan selalu mengedepankan 1 hal:
You can’t make everyone happy dalam ber-muamalah!
No matter what…
Just be yourself, communicate & have your peace of mind…
Dalam my journey to self-love ini, yang sangat membantu dan dapat sejalan dengan logika saya, and I do love exploring it, adalah konsep:
ZMP – Zero Mind Process nya Pak Ary Ginanjar, melalui ESQ approach. Meski saya belum mengikuti workshopnya, but I like his book…
Dengan mengenali fitrah kita sebagai manusia! Seperti juga konsepnya SM Yusuf Qardhawi melalui pengenalan atas gharizah…
Bahwa kita sebagai manusia, sudah fitrahnya memiliki:
Prasangka negatif, prinsip hidup, pengalaman, kepentingan, sudut pandang, pembanding dan fanatisme
Iya atau iya banget? Hehe
Self-love tidak melulu soal me time, but to :
- Respect yourself, don’t let others value you otherwise
- Focus pada hal yang dapat kita kendalikan
- Selalu keep moving forward, dan memperbaiki diri
How?
Latih lagi, lagi dan lagi, dengan mulai kenali fitrah diri, apapun agamamu, karena fitrah manusia itu sama…
Setiap detik dan waktu, kita selalu dihadapkan pilihan dalam mengambil keputusan, entah pada diri kita sendiri, keluarga, pekerjaan, teman dst..
Bebaskan diri kita dari 7 macam belenggu tadi sebelum mengambil setiap keputusan, sehingga kita yakin, keputusan yang akan kita ambil, telah melewati proses berpikir yang sehat, open minded dan perasaan damai.
Ketika tidak ada lagi rasa kawatir dalam dada dan waswas, ini indicator pertama, kita telah berhasil melewati tahapan ZMP (Zero Mind Process).
Prasangka negatif
ØPrasangka negatif, kalau masih aja terus terbayang? Kesampingkan! Positive thinking first, akan men-trigger tindakan yang positif juga… gunakan notebook untuk membantu mapping.
Prinsip Hidup
ØPrinsip Hidup, terutama yang datang bukan dari aturan agama kita, coba put a side dulu, seperti misal: kapitalis, materalis, dst
Pengalaman
ØPengalaman, bebaskan pikiran kita dari pengalaman yang kurang baik, sehingga secara tidak sadar mempengaruhi kita untuk men-judge sesuatu dengan kurang bijaksana.
Kepentingan
ØKepentingan, free ourselves from conflict of interest, tempatkan prioritas utama kita pada yang Maha Kuasa, apa yang boleh dan tidak boleh…
Sudut pandang
ØSudut pandang, lihat dari berbagai sisi, tidak hanya dari sudut pandang tertentu yang mendominasi.
Pembanding
ØPembanding, maksudnya bukan benchmarking ya, klo itu penting, pembanding disini adalah membandingkan sesuai dengan rekaan kita sendiri, bukan factual… please stop it
Fanatisme
ØFanatisme, pemikiran yang menganggap diri sendiri atau suatu kelompok adalah yang paling benar, secara sadar dan tidak sadar, kadang-kadang kita seperti itu lho, sehingga dapat membuat kita secara tidak sengaja merendahkan yang lain…
Again…
Journey to self-love adalah proses yang panjang, dimulai dengan kenali fitrah kita, coba dan terus mencoba, dengan selalu mendekatkan diri kita pada Yang Maha Kuasa, in pararel
Tentu memperbaiki diri dan membangun kulitas hidup yang damai bersama keluarga dan dalam ber-masyarakat….
Betul bgt, kadang pengalaman tdk baik justru menggurui kita dalam menilai suatu masalah. Padahal, sesuatu bisa terjadi belum tentu dgn background yg sama spt yg pernah kita alami. Utk tdk apriori memang agak sulit tapi itu challenge buat kita jadi pribadi dgn karakter baik. Saya masih mencoba belajar dan belajar dalam hal ini
Semangat ya Mom :)…
Sama juga nih, masih dalam tahap untuk memperbaiki diri… now and forever till our last breath hehe