Moms, pernah gak sih kepikiran, di masa depan nanti teknologinya seperti apa? Kira-kira nanti apakah karir working moms terpengaruh atau gak ya? Gak bisa dipungkiri, semua orang di seluruh dunia mengakui bagaimana kemajuan teknologi melejit pesat saat ini. 

Mulai dari otomasi hingga kecerdasan buatan (artificial intelligent) kini sudah mengubah dunia. Kalau dipikir-pikir, sudah pasti hal ini turut mengubah karir working mom dalam 5-10 tahun yang akan datang. 

Meskipun hard skill dan akademis penting untuk kemajuan karir. Namun, soft skill juga tak kalah penting kan, Moms! Terutama bagi wanita dalam dunia bisnis. Apa saja sih soft skill yang perlu dikuasai? Simak yuk.

 

1. Kolaborasi.

Moms, kemampuan kolaborasi akan sangat penting di tahun-tahun mendatang. Sebab, teknologi menjembatani kesenjangan antar divisi perusahaan. Bukan hanya secara internal perusahaan, tetapi juga berkolaborasi dengan perusahaan lain. 

Teknologi jarak jauh memungkinkan karyawan perusahaan untuk bekerja secara remote. yang terpenting adalah bagaimana pengelolaan deadline, laporan hasil kerja, dan lainnya.

 

2. Gaya berbicara. 

Setiap hari manusia saling berkomunikasi. Tetapi, ketika berbicara dengan klien, rekan kerja, bawahan, atau pelanggan, cara komunikasi akan sangat menentukan bagaimana respek orang lain terhadap kepribadian kita. 

Wanita khususnya perlu mengembangkan keterampilan gaya bicara atau komunikasi yang santun, tetapi jelas dan tegas. 

Hal ini penting agar orang lain bisa memahami apa yang disampaikan. Termasuk, saat menyampaikan pendapat dalam meeting, mendengarkan ide orang lain, memimpin kelompok, dan lainnya. 

Ikuti kursus pelatihan untuk mengembangkan diri dan meningkatkan gaya komunikasi serta bahasa tubuh secara profesional. 

 

3. Empati.

Empati sangat penting bagi setiap orang. Bahkan, bisa berdampak besar pada kemajuan karir. Contohnya seperti kasus Halimah pada November 2021, seorang ibu bekerja yang menjadi Cleaning Service (CS) Bandara Soekarno-Hatta. 

 

Ia mengembalikan cek milyaran kepada pemiliknya. Selain nilai kejujuran, Halimah memahami bagaimana perasaan dan kondisi orang yang kehilangan uang sebanyak itu. 

Sebagai ibu bekerja, ia menempatkan dirinya pada posisi orang lain. Hal yang sama berlaku, bagi mompreneur kepada pelanggan, klien, kolega, mitra bisnis, maupun karyawannya. Pada akhirnya, ia mendapatkan promosi jabatan sebagai Manajer yang berpengaruh terhadap kemajuan karir dan finansialnya. 

 

Moms, menurutmu apa lagi yang bisa dilakukan wanita karir untuk mengembangkan soft skill?