Mempunyai anak-anak yang shalih dan shalihah adalah dambaan setiap orang tua. Tidak hanya rajin shalat dan mengaji, makna shalih sendiri sebenarnya sangat luas loh. Anak yang tumbuh dengan perilaku sopan, bertutur kata santun, hormat kepada orang tua, menyayangi sesama juga merupakan wujud anak yang shalih. Sebagai orang tua tugas utama kita adalah mendidik anak menjadi anak yang shalih. Berikut merupakan beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mendidik anak menjadi shalih dan shalihah menurut Ustadz Nuzul Dzikri: 

  • Ungkapkan Kasih Sayang 

Sebagian orang tua masih merasa canggung untuk mengungkapkan kasih sayang pada anaknya, bahkan untuk ungkapan paling sederhana seperti mencium anak. Padahal, memberikan ciuman dapat memberikan rasa nyaman dan aman bagi anak hingga tumbuh kepercayaan anak pada orang tuanya. Dari sini lah awal mula rasa hormat anak pada orang tua terbentuk. Moms, meskipun mencium anak dapat memberi manfaat yang luar biasa, perlu diperhatikan juga bahwa sebaiknya kita melakukannya hanya sampai anak menyentuh usia akil baligh ya.

  • Memberi Contoh 

Mengingat makna shalih dan shalihah yang sangat luas, maka sebagai orang tua seharusnya kita memberi contoh pada anak tentang bagaimana berperilaku sebagai shalih dan shalihah. Dimulai dari melaksanakan shalat tepat waktu, jika dilakukan secara konsisten maka anak akan merekamnya dengan baik. Sehingga pada saat anak tumbuh remaja bahkan dewasa, ia akan terbiasa segera melaksanakan shalat saat adzan berkumandang. Selain mengajarkan soal ibadah, melaksanakan shalat tepat waktu juga mengajarkan nilai kedisiplinan pada anak, loh, Moms.

  • Menyampaikan Ajaran dengan Lembut

Agama Islam adalah agama yang mengajarkan kelembutan dan menghindari segala bentuk kekerasan, termasuk dalam hal pengasuhan anak. Sebagai orang tua kita ingin anak kita rajin beribadah dan seringkali tidak sadar cara kita mengajarkan terlampau keras. Nah, kalau udah kaya gitu, bukannya anak jadi nurut yang ada justru akan menimbulkan trauma pada anak. Kemudian anak akan berpikir bahwa Islam adalah agama yang keras dan enggan untuk mendalaminya. 

 

Disampaikan pula oleh Ustadz Nuzul Dzikri bahwa Aisyah R.A pernah bercerita, suatu hari ia mendengar ada beberapa orang Bani Tamim dari pedalaman Arab mendatangi Rasulullah untuk bertanya, “Apakah kalian mencium anak-anak kecil kalian?”. Lalu Rasulullah menjawab, “Ya, kami mencium anak-anak kami.” Rasulullah mencium anak-anaknya sebagai wujud mencurahkan kasih sayang, karena mencurahkan kasih sayang juga merupakan kebutuhan bukan hanya mendapat kasih sayang.

 

Bayangin deh Moms, gimana kalau kita tidak lagi bisa merasakan kasih sayang? Baik itu memberi maupun menerima, pasti hidup terasa hampa kan?