Awal tahun selalu identik dengan setting goal dan membuat daftar resolusi yang ingin dicapai. Resolusi biasanya dibuat berdasarkan ekspektasi, ekspektasi sendiri timbul atas gagasan atas sesuatu di masa yang akan datang. Ekspektasi bisa menjadi parameter yang kita gunakan untuk mengambil sebuah keputusan.
Namun adakalanya ekspektasi mengalami kegagalan yang menghalangi kebahagiaan kita sendiri. Oleh sebab itu jangan sampai kita dikendalikan oleh ekspektasi, melainkan diri kita yang harus bisa mengendalikan ekspektasi. Lalu bagaimana sih caranya mengendalikan ekspektasi, simak yuk..
- Jangan membuat eskpektasi hanya berdasarkan asumsi
Berikan afirmasi positif pada diri kita sendiri saat mulai mengatur ekspektasi. Kalau sejak awal kita berpikir ekspektasi kita tidak akan tercapai maka rasa pesimis itu akan membawa kita pada kenyataan akan kegagalan. Maka dari itu, kita perlu optimis pada hasil selagi fokus pada usaha mencapai goal yang kita atur.
- Harus kompromi
Moms, sebagai makhluk sosial kita akan terus berinteraksi dengan sesama manusia. Dimana banyak hal yang harus kita maklumi meskipun tidak sesuai dengan value yang kita pegang. Di saat seperti ini kita terpaksa berkompromi dengan orang lain, bahkan pasangan, orang tua, dan sahabat. Tapi, kita tidak bisa juga terus menerus berkompromi jika akhirnya akan membuat goal kita gagal dan ekpektasi kita berantakan. Moms, tahu nggak sih, yang sesungguhnya bisa kita ajak berkompromi adalah diri kita sendiri. Jujurlah pada diri sendiri saat mulai merasa lelah berjuang dan butuh istirahat sejenak. Ingat ya Moms, sebuah goal akan tercapai jika kita sehat secara fisik maupun mental.
- Mengurangi tingkat ekspektasi
Mengurangi tingkat ekspektasi bukan berarti menghilangkannya ya, Moms. Sebagai contoh, bila awalnya kita berkespektasi mampu berinvestasi sebesar Rp. 1.000.000,- per bulan, namun realitanya kita punya banyak kewajiban yang membuat kita hanya mampu berinvestasi sebesar Rp. 800.000,- maka lakukan yang kamu mampu. Hal ini akan jauh lebih baik alih-alih memaksakan diri berinvestasi sebesar Rp. 1.000.000,- yang akhirnya membuat dirimu keteteran dan kecewa. Jadi, Moms nggak perlu menghilangkan ekspektasi untuk berinvestasi, cukup kurangi nilainya menjadi lebih realistis yang paling mendekati kemampuan kita.
Dalam perjalanannya ekspektasi sedikit banyak akan berpengaruh pada tingkat stress setiap orang. Oleh karena itu, buatlah senyaman mungkin tanpa terpengaruh pihak manapun, kenali dirimu lebih jauh. Saat mulai mengalami kebimbangan coba deh ajak diskusi orang terdekat yang menurutmu berpengalaman. O ya, pastikan diskusi berjalan dua arah dan kamu menerima saran masukan yang diberikan. Curhat bukan sekedar mengharapkan validasi ya! Selamat mengatur ekspektasi di awal tahun!
Recent Comments