Moms, sebagai orang tua pasti kita rela memberikan apapun yang kita miliki demi kebahagiaan buah hati. Jangankan materi, melihat ibu bekerja yang sepulang kantor masih meluangkan waktu dan menyisakan tenaganya untuk mencurahkan kasih sayang pada anak dengan bermain bersama menunjukkan bahwa kita juga siap memberikan perhartian non-materi pada anak. 

Namun, apakah yakin bahwa kebahagiaan anak berasal dari orang tuanya? Ya untuk sebagian, tapi kebahagiaan yang paling hakiki adalah datang dari dirinya sendiri. Selama ini orang tua selalu berusaha keras memberikan fasilitas, mengupayakan pendidikan yang terbaik, bahkan memberi intervensi pada pergaulan anak. Yang sejatinya kebahagiaan itu ada pada dirinya sendiri, saat ia memiliki ruang untuk bergerak, bermain, dan bersosialisasi. 

Lalu, sebagai apa sih yang perlu kita lakukan untuk memberi ruang kebahagiaan pada anak? Simak yuk.. 

Berikan Me Time

Bukan cuma orang dewasa yang pengen me time, anak-anak pun juga perlu me time. Me time orang dewasa dan anak-anak bisa dibilang sama-sama menjadi waktu untuk healing, meredakan dan mengontrol emosi. Pada saat me time anak-anak akan memiliki waktu bebas untuk berekspresi, memilih permainan yang ia inginkan tanpa ada intervensi dari orang tua, dan ini sangat bermanfaat untuk mengolah emosinya. Ia akan memilih sendiri tantangannya dan akan berusaha menemukan solusinya, kepuasan akan menjadi bayarannya. 

Beri Bekal Ketrampilan Hidup

Apa yang Moms pikirkan saat mendengar tentang bekal ketrampilan hidup? Pintar dan cerdas? Itu adalah bonus saat anak memiliki ketrampilan hidup. Jessica Joelle penulis The Danish Way Of Parenting bahwa orang Denmark jauh lebih memilih memperkenalkan pada anaknya tentang seluruh aspek kehidupan, bukan hanya tentang karir. Yang disebut dengan ketrampilan hidup meliputi ketrampilan mengurus diri sendiri misalnya bisa memakai baju sendiri, menyiapkan bekal, bertanggung jawab atas keperluan sekolahnya dan lain-lain. So, bukan sekedar berfokus pada kemampuan matematika sementara ia tidak paham untuk mengurus dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

 

Bijak dalam Memuji

Moms, kita selalu mengamati perkembangan buah hati sejak masih bayi, saat bayi bisa tengkurap, bisa duduk, bisa berdiri dan seterusnya. Hingga tumbuh balita semakin banyak kemampuan-kemampuan yang bisa dicapai oleh anak, kita sebagai orang tua pun merasa sangat bangga dan ingin memberi pujian pada anak. Kalimat “Wah adek pintar” dan sejenisnya. Tahukah Moms, bahwa sebenarnya pujian-pujian ini hanya membuat bahagia sesaat dan tidak berarti apa-apa bagi anak-anak. Kepuasan yang sesungguhnya adalah saat ia benar-benar berhasil melakukan sesuatu, saat itulah kepuasan anak tumbuh bahkan menumbuhkan rasa percaya diri serta harga dirinya. So Moms, bersikaplah lebih tenang dan bijak saat melihat anak mencapai suatu capaian yang membanggakan. 

 

 

Begitulah Moms beberapa hal yang ditulis oleh Jessica Joelle dalam bukunya The Danish Way Of Parenting, bahwa anak-anak justru akan merasa jauh lebih bangga dan meningkat drastis harga dirinya jika ia mampu melakukan sesuatu atas usahanya sendiri. Sebagai orang tua memberi dukungan pun ada batasannya dan tidak perlu terlalu ikut campur. Memberi me time dan bekal ketrampilan hidup adalah bentuk dukungan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak. Happy parenting!